Dinamika Perubahan Litosfer dan
Pedosfer
1.
Batuan
Penyusun Kulit Bumi
Litosfer merupakan lapisan kerak bumi
yang paling atas tersusun atas batuan dan mineral. Induk segala batuan ialah
magma. Magma adalah batuan cair pijar yang bersuhu tinggi dan mengandung
berbagai unsur mineral dan gas.
Batuan pembentuk kulit bumi selalu
mengalami siklus atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan wujud dari magma,
batuan beku, batuan sedimen, dan batuan malihan, dan kembali lagi menjadi
magma. Siklus batuan berawal dari magma yang mengalami proses pendinginan akan
menjadi batuan beku. Tempat pembekuan magma di bawah lapisan bumi, di dalam
lapisan llitosfer, atau di dalam dapur magma. Batuan beku tidak selamanya tetap
dalam keadaan utuh. Melalui atmosfer dan proses hidrosfer, batuan beku akan
mengalami pelapukan, tererosi, terhanyutkan, dan terendapkan di suatu tempat.
Endapan hasil pengikisan batuan beku akan menjadi batuan sedimen.
Keberadaan batuan beku dan batuan
sedimen tidak selalu diam. Melalui proses desakan, patahan, lipatan atau
patahan terkadang batuan beku dan batuan sedimen terpisahkan ke lapisan yang
paling bawah maupun muncul dan tersingkap. Jika kedua batu tersebut mendapat
tekanan dan suhu tinggi dari magma, akan berubah wujud menjadi batuan
malihan (metamorf). Suatu waktu batuan malihan, batuan beku,
dan batuan sedimen “tergusur” dan bercampur lagi dengan magma yang masih cair
sehingga melebur dan menjadi calon batuan beku lagi. Demikianlah proses
terjadinya siklus batuan pada lapisan litosfer.
2.
Macam-macam
Bentuk Muka Bumi
Bentuk muka bumi banyak dipengaruhi
oleh proses endogenik dan eksogenik. Proses endogenik (tenaga dari dalam bumi),
antara lain tektonisme atau gerak lempeng litosfer, aktivitas vulkanisme
(gunung api), gempa bumi, dan diatropusme. Adapun proses eksogenik, antara lain
pengikisan (erosi), pelapukan, masswasting, dan pengendapan.
a.
Proses
Endogenik
1)
Bentuk
Muka Bumi Akibat Diatropisme
Diatropisme
adalah proses pembentukan relief kulit bumi, pembentukan gunung-gunung,
plato-plato,lembah-lembah, lipatan-lipatan, dan retakan-retakan. Diatropisme
secara umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu epirogenesa dan orogenesa.
Epirogenesa merupakan pengangkatan massa benua (kontinen) dengan kecepatan yang
relatif lambat, sedangkan orogenesa merupakan perubahan kulit muka bumi dengan
laju kecepatan yang relatif singkat.
2)
Bentuk
Muka Bumi Akibat Tektonisme
Tektonisme
adalah tenaga yang bekerja di dalam bumi dengan arah vertikal dan horizontal
yang mengakibatkan perubahan atau pergeseran lokasi sehingga raut muka bumi
berubah secara cepat. Berdasarkan bentukan-bentukan yang tampak di permukaan
bumi, tenaga tektonisme dikelompokkan atas tektonik lipatan(folded procces) dan
tektonik patahan (faulting procces).
3)
Bentuk
Muka Bumi Akibat Proses Vulkanisme
Vulkanisme
adalah kegiatan yang berkaitan dengan gerakan magma. Magma sebagai massa
silikat cair pijar sangat aktif melakukan gerakan ke segala arah, baik secara
vertikal, miring, menyusup, mendatar di permukaan bumi, ataupun hanya di dalam
bumi.
4)
Bentuk
Muka Bumi Akibat Gempa Bumi
Gempa
bumi adalah sentakan yang bersumber dari kerak bumi, patah, bergeser, atau
bergetar akibat aktivitas tektonisme, vulkansime, atau tanah runtuh. Ketika
gempa bumi terjadi, bumi seperti di guncang ke atas dan ke bawah atau ke
samping kiri dan kanan. Getaran gempa yang kecil umumnya tidak dirasakan oleh
manusia, tetapi alat yang sensitif dapat merekamnya. Alat yang dapat digunakan
untuk merekam macam-macam gelombang gempa disebut seisnometer. Kombinasi
seisnometer dengan sistem pencatatan , sistem peredaman dan sistem waktu
disebut seismograf. Bentuk muka bumi akibat gempa bumi dapat dibentuk lipatan
dan patahan.
b. Proses Eksogenik
Bentuk
muka bumi yang diakibatkan oleh proses diatropisme, vulkanik, dan gempa bumi
merupakan bentuk muka bumi akibat proses endogen, yaitu tenaga geologi yang
berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun. Selain proses endogen, terdapat
pula proses eksogen, yaitu proses perombakan permukaan bumi melalui kegiatan
pelapukan, pengikisan, masswasting, dan pengendapan. Tenaga
endogen bekerja sangat lambat, tetapi pasti.
1)
Pelapukan
Pelapukan
batuan adalah proses yang berhubungan dengan perubahan sifat (fisis dari
kimiawi) batuan akibat pengaruh cuaca. Pelapukan dalam bahasa Inggris disebut weathering,
berasal dari kata weather atau cuaca. Gejala pelapukan mudah dikenali dalam
kehidupan sehari-hari, seperti kayu yang telah rapuh, bongkahan batu yang
berwarna kuning kecoklatan akibat tersengat matahari, dan lapisan tanah yang
berupa batuan keras menjadi lembek. Semua ini merupakan proses pelapukan.
2)
Pengikisan
(Erosi)
Pengikisan
(erosi) merupakan suatu proses pelepasan atau pemindahan massa batuan
secara alami dari suatu tempat ke tempat lain oleh suatu zat pengangkut yang
bergerak di atas permukaan bumi. Proses erosi umumnya dimulai dari proses
pelapukan terlebih dahulu, baik secara fisis maupun kimia, lalu diangkut dan
diakhiri dengan proses pengendapan (sedimentasi).
3)
Masswating
Masswating
adalah pemindahan massa batuan oleh gaya beratnya sendiri akibat tarikan
gravitasi bumi. Dalam proses masswating air memegang peranan sebagai pembantu.
Pada batuan yang banyak mengandung air, gerakan massa batuan akan lebih cepat
dari pada batuan yang kering.
4)
Pengendapan
(Sedimentasi)
Setelah
proses pelapukan dan pengikisan (erosi) berlangsung, melalui tenaga
pengangkut(air, angin, gletser, dan gelombang laut) material hasil pengikisan
akan diangkut ke suatu tempat pengendapan. Tiga proses, yaitu erosi,
pengangkutan, dan pengendapan tidak dapat dipisahkan sehingga dikenal dengan
istilah three phases of single activity. Proses pengikisan
oleh berbagai sebab dan masswatingh lebih dikenal sebagai proses degradasi.
Sebaliknya, seluruh hasil pengendapan disebut proses agradasi. Degradasi adalah
proses geomorfologi yang cenderung menurunkan permukaan bumi, sedangkan
agradasi adalah sebaliknya, yaitu cenderung menaikkan permukaan bumi.
3.
Degradasi
Lahan dn Pengaruhnya terhadap Kehidupan
Degradasi lahan adalah proses
geomorfologi yang cenderung menurunkan permukaan bumi. Penurunan permukaan bumi
dapat terjadi akibat erosi dan masswasting. Pada sisi lain, degradasi lahan
juga diartikan penurunan kualitas lahan.
Degradasi lahan banyak berpengaruh
terhadap kehidupan manusia, baik langsung maupun tidak langsung. Dampak erosi
tanah di tempat terjadinya, antara lain sebagai berikut.
a.
Lapisan
tanah permukaan yang baik hilang sehingga penjangkaran (pencengkeraman) akar
tanaman tidak ada lagi. Selain itu, unsur-unsur hara dalam tanah terhanyutkan
dan mengakibatkan tanah menjadi tidak subur lagi.
b.
Akibat
dari ketidaksuburan tanah, produksi pertanian menurun. Jika ingin dipertahankan
kesuburannya, biaya produksi pertanian menjadi semakin tinggi karena harus
membeli berbagai pupuk untuk pengelolaan tanah.
c.
Jika
produksi usaha pertanian semakin tinggi, dapat menjdi penyebab kemiskinan para
petani, baik pemilik lahan maupun buruh tani.
d.
Akibat
yang tidak langsung dari adanya erosi atau degradsi lahan adalah berkurangnya
alternatifpengusahaan lahan. Artinya, ketika degradasi lahan belum terjadi,
lahan pertanian dapat ditanami oleh berbagai macam tanaman, tetapi setelah
terjadi erosi tanah, jenis tanaman yang dapat tumbuh semakin sedikit.
e.
Akhirnya,
setelah lahan tidak subur, para petani akan mencari lahan baru dengan cara
membuka hutan. Dengan penbukaan hutan yang baru, akan semakin mempercepat erosi
lagi.
f.
Setelah
erosi tanah terjadi, lapisan batuan yang keras akan tersingkap dan infiltrasi
air tidak terjadi lagi. Jika infiltrasi besar, aliran permukaan (air limpasan)
akan semakin besar sehinga mengakibatkan banjir di bagian hilir.
Adapun dampak yang terjadi di luar
tempat kejadian erosi adalahpelumpuran dan pendangkalan waduk, sungai, saluran,
dan badan air lainnya. Waduk yang cepat dangkal menimbulkan karugian karena fungsi
waduk tidak akan berusia lama.
4.
Pembentukan
Tanah
Pembentukan tanah dipelajari dan
dibahas dalam suatu studi khusus, yang genesa tanah(pedogenesa). Ada beberapa
faktorpenting yang memengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu iklim,
organisme, bahan induk, topografi dan waktu.
Keterangan:
T = tanah
t = topografi
i = iklim
b = bahan induk
f = faktor
o = organisme
w = waktu
5.
Jenis-jenis
tanah di Indonesia
Jenis tanah di Indonesia berdasarkan
klasifikasi dari Lenbaga Penelitian Tanah Bogor yang dikembangkan oleh Soepraptohardjo dikelompokkan
atas tanah organik, tanah tanpa diferensiasi horizon, tanah merah, andosol,
grumosol, hidrosol, tanah garam, podsol.
6.
Erosi
Tanah dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Kerusakan yang ditimbulkan oleh
peristiwa erositerjadi di dua tempat, yaitu:
a.
Pada
tempat erosi terjadi;
b.
Pada
tempat tujuan akhir, di sana tanah yang terangkut tersebut diendapkan.
Kerusakan yang dialami pada tanah di tempat erosi terjadi
berupa kemunduran sifat-sifat kimia dan fisik tanah, seperti kehilangan unsur
hara dan bahan organik, menurunnya kapasitas infiltrasidari kemampuan tanah
menahan air, meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah, serta
berkurangnya kemantapan strktur tanah yang pada akhirnya menyebabkan
memburuknya pertumbuhan tanaman dan menurunnya produktivitas. Hal ini karena
lapisan tanah atas setebal 15 sampai 30 cm memiliki sifat-sifat kimia dan fisik
lebih baik dari lapisan lebih bawah.
7.
Usaha
Mengurangi Erosi Tanah
Usaha untuk mengurangi erosi tanah
dapat dilakukan dengan upaya-upaya konservasi tanah. Konservasi tanah adalah
menjaga agar tanah tidak tererosi. Terdapat tiga carapendekatan dalam konservasi
tanah, yaitu sebagai berikut.
a.
Menutup
tanah dengan tumbuh-tumbuhan dan tanaman atau sisa-sisa tanaman agar tanaman
terlindung dari daya perusak butir-butir hujab yang jatuh.
b.
Memperbaiki
dan menjaga keadaan tanah agar resisten terhadap penghancuran agregat dan
terhadap pengangkutan, serta lebih besar dayanya untuk menyerap air di
permukaan tanah.
c.
Mengatur
air aliran permukaan agar mengalir dengan kecepatan yang tidak merusak dan
memperbesar jumlah air yang terinfiltrasi ke dalam tanah.
Metode
konservasi tanah dapat dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu metode
vegetatif dan metode teknik. Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman atau
tumbuhan dan sisa-sisanya untuk mengurangi daya rusak hujan yang jatuh, serta
mengurangi jumlah dan daya rusak aliran permukaan dan erosi. Metode teknik
adalah semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan terhadap tanah dan
pembuatan bangunan.
http://milasyafaah22.blogspot.com/p/dinamika-perubahan-litosfer-dan.html
http://milasyafaah22.blogspot.com/p/dinamika-perubahan-litosfer-dan.html
makasih
BalasHapusterima kasih infonya
BalasHapus